Minggu, 10 Juni 2012

Bakteri Di Dalam Tubuh Negeri

Mungkin para pembaca masih ingat tentang era reformasi besar²n yg dulu telah terjadi pada waktu ribuan buruh, mahasiswa, dan ribuan warga sipil turun ke jalan untuk mencoba menyuarakan hak asasi mereka dengan segala bentuk aspirasi yg telah mereka lakukan dengan cara menolak pemilihan kembali Soeharto untuk menjadi presiden indonesia yg telah terpilih berulang kali sejak awal orde baru. Pada saat itu tanggal 12 mei 1998 (kalo ga salah) ribuan orang dari berbagai kubu, organisasi, dan mahasiswa terpaksa harus meneriakan lantang hak mereka dan  memperjuangkan hak asasi mereka sebagai rakyat jelata yg sudah bosan hidup dalam kemiskinan dan penuh kepalsuan. Mereka menuntut reformasi total pada saat itu, hingga menimbulkan korban nyawa yg harus hilang dari belasan orang mahasiswa dan warga sipil lainnya dalam insiden itu. Dan akhirnya membuahkan hasil hingga Soeharto lengser dan memilih untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden.

Setelah saya kutip dari beberapa kejadian kepemimpinan reformasi tersebut, saya rasa indonesia belum sampai merdeka sepenuhnya. Katanya reformasi total tapi sampai saat ini indonesia malah semakin brutal, kerusuhan terjadi dimana², BBM mencoba naek lagi, ekonomi untuk rakyat miskin malah semakin melonjak untuk dapat di raih, koruptor merajalela, mereka tetap exis untuk mencuri uang rakyat dan negara. Apa ini yg dimaksud REFORMASI TOTAL ?!! Saya rasa bukan. .karena ini barulah awal peperangan para kepemimpinan negeri indonesia untuk melawan dan membunuh bakteri dalam tubuh negeri yg harus segera di bersihkan agar tak menjadi wabah dan menjadi virus yg mematikan untuk kami rakyat kecil. Saya sendiri sejujurnya  sudah bosan miskin, bosan bergelut dengan kebusukan system negara ini, bosan di bodohi dengan kepintaran para diktator dan liciknya para koruptor. Berbagai media telah di penuhi liputan kotor para penguasa negeri ini, berulang kali media merekam peristiwa yg telah di perbuat para penguasa, agar kita sebagai rakyatnya tidak lupa dengan apa yg telah di perbuat oleh para penguasa negeri ini, karena nyatanya banyak kasus yg tak pernah tuntas dan terabaikan hingga kita tak akan pernah tahu kapan semua ini akan berakhir.

Lapangan pekerjaan yg terbatas, system outsourcing bagi para karyawan yg telah di terapkan di berbagai perusahaan membuat kita semakin terpuruk akan sulitnya mendapatkan pekerjaan yg layak dan terpenuhi. Belum lagi kebutuhan rakyat lainnya yg masih belum teratasi sama sekali membuat keadilan ini terasa semakin rapuh untuk cukup di nikmati. Kini kami khususnya saya pribadi harus percaya pada siapa lagi jika system di negeri ini masih seperti tubuh manusia yg terkena virus HIV, yg harus berhati² atas semua sikap telah di berikan penguasa untuk rakyatnya. Kini harapan dan impian kami masih tergantung dan terpajang di jendela dunia yg rusak akibat serangga yg telah menggerogoti kokohnya tihang harapan kami.

''Menurut saya ini hanyalah pembicaraan bodoh tentang indonesia yg terlihat di kaca mata saya, maaf jika postingan ini banyak sekali kesalahan tentang topik yg harus dipublikasikan, karena memang begitu fakta yg saya rasakan sebagai remaja yg kini masih labil untuk mengenal indonesia''

»»   Baca Selengkapnya.

Jumat, 08 Juni 2012

Pesan Bumi Untuk Rudi

Matahari siang itu mulai panas memuncak, membakar bumi kering menyonsong hari melalui waktu yg kini kian membara menyengat keras kulit gosongkan tubuh bermandikan keringat. Rasa lelah, luluh lantah tubuh mendekap kerasnya kehidupan yg kini sedang berjalan mencoba menghantui kehidupan agar bisa selalu bersabar untuk menghadapi dunia yg penuh ujian. Dia adalah Rudi, rudi adalah seorang pria paruh baya yg bekerja sebagai buruh panggul di sebuah pasar dekat terminal, rudi mempunyai 2 orang anak yg kini berusia 2 dan 6 tahun berjenis kelamin pria dan wanita. Sehari - harinya rudi harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya dengan cara berprofesi buruh di pasar. Terkadang rudi merasa lelah untuk bekerja keras seperti itu di karenakan usia rudi yg tak lagi muda dan telah banyak mengangkut beban dengan berat sampai puluhan kilogram membuat tubuh rudi semakin renta untuk terus²n melakukan pekerjaan seperti itu. Namun apa daya, pekerjaan yg lebih baik belum juga datang untuk menggantikan pekerjaannya itu.

Hari semakin petang dan gelap menuju malam, namun rudi belum juga menyudahi pekerjaannya di karenakan masih banyak pekerjaan yg tak bisa di tunda dan belum terselesaikan sampai saat itu. Tubuh yg kering keronta harus juga memaksakan rudi untuk tetap terus bersemangat menyelesaikan pekerjaannya sampai dengan tengah malam nanti. Rudi selalu berpikir, apakah semua ini akan selalu seperti ini ?! Apakah sampai nanti aku mati, aku akan selalu begini ? Ucap rudi dengan nada bicara yg resah dan penuh kesedihan yg tersirat dalam tatapannya. Menjadi seorang ayah sekaligus kepala rumah tangga bukanlah hal yg mudah untuk dapat di pertanggung jawabkan dan dilakukan dengan gampang, namun harus di iringi dengan penuh cinta dan ketulusan seperti halnya rudi yg harus bekerja keras seperti ini hanya untuk menafkahi keluarganya lahir dan batin.

Apa yg ada di benak saya terlintas dari kehidupan rudi, karena rudi selalu bersyukur dengan apa yg ia dapat dari hasil sekarang dan esok hari, meskipun keadaan seperti itu belum sepenuhnya untuk mencukupi kebutuhan keluarga rudi. '' Mungkin Tuhan telah merencanakan sesuatu yg baik untuk kehidupanku di waktu yg akan datang, atau mungkin Tuhan belum usai untuk merencanakan suatu kehidupan yg baik untuk aku dan keluargaku ''. Hanya kata² itu yg keluar dari benak hati rudi. Sampai kini rudi masih bersemangat untuk menjalani pekerjaanya meski rudi telah merasa lelah dan berat untuk menjalaninya. Selalu ada pesan dari bumi untuk kita semua termasuk rudi, dan selalu ada hikmah dari apa yg telah terjadi dan di jalani.

'' Diangkat Dari Cerita Nyata Seorang Bapa Buruh Panggul Di Dekat Terminal ''
'' Semoga Pembaca Pun Dapat Menyimpulkan Kehidupan Dari Bapa Rudi Ini ''
Jalanilah, Syukurilah, Dan Nikmatilah
»»   Baca Selengkapnya.

Minggu, 03 Juni 2012

Goodbye Brother


Sudah lama kau menghilang, sampai kini ku masih belum percaya bahwa kau telah tiada. Keberadaanmu  dulu menjadi pemicu semangat yg telah membakar jiwa yg berkoar dalam hidupku, kini aku sendiri tanpa teman yg berbalut kasih seperti dirimu. Apa kabarmu disana ?! Surga atau neraka yg kau pilih untuk menjadi tempat peristirahatan mu saat ini ?! Aku rindu kebesaran jiwamu, dimana tempat aku berbagi pengalaman, pengetahuan, dan pembelajaran hidupku yg tercurahkan dalam sharing² kecil hingga menjadi besar untuk mewujudkan kenyataan. Jasa nyata yg kau berikan untukku tak akan pernah terbilang dalam hitungan jari sekalipun, meski kini kau telah tiada semua itu tak akan pernah aku lupa sampai nanti aku tua dan lupa diri akan dunia yg semakin menipis membelah dua menghancurkan semua kisah kita berdua. 

You My Friend. .adalah sahabat terhebat sepanjang masa selama engkau masih hidup, adanya dirimu menjadi tempat aku untuk merasakan keindahan hidup ini di dalam waktu yg begitu lama, tp tidak dengan apa yg terjadi pada dirimu brother, engkau telah pergi mendahului keindahan hidup ini dengan meninggalkan pesan yg cukup berarti pada hidupku. Kereta malam melintas saat kita terbaring dalam sempitnya ruang untuk berbagi di iringi musik lagu yg keras dan gemuruhnya kereta barang yg tiba dari selatan menjadi pemandu malam yg syahdu di kala kita saat itu. Setetes air kedamaian tertuang dalam gelas kecil berhias canda dan tawa pewarna kisah yg telah aku bawa dari pulau jawa yg telah kita satukan menjadi perbincangan yg begitu hangat malam itu, berbagai soal pertanyaan dan jawaban saling bergantian mengisi pembicaraan konyol untuk dapat menyimpulkan dengan apa yg telah terjadi, berbagai petuah pun tak lupa juga terlempar untuk saling menasehati antara kita. Tapi kini engkau telah pergi. .Engkau kini tak akan pernah kembali. .

Seikat doa untukmu brother, segelas air kedamaian disana yg akan aku berikan saat ini. Semua cerita akan aku simpan dan semua kisah akan terus tertulis pada lembar putih yg bertinta hitam untukmu kini, nanti, dan sampai akhir nanti kita bertemu di sana, di alam yg sama menuai hari dimana kita untuk melakukan penebusan dosa. Semoga anakmu menjadi generasi penerus perjuanganmu untuk masa depanmu nanti, kini anakmu terlihat sehat dan sekilas nampak penuh kerinduan akan belaian kasih sayangmu.
''Dikutip Dari Kisah Nyata Seorang Sahabat Dari Ibu Kota''
»»   Baca Selengkapnya.